
Pemerintahan Trump Menargetkan Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam untuk Pembicaraan Perdagangan
- Negosiasi perdagangan yang dipimpin oleh pemerintahan Trump, berfokus pada Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam.
- Dampak pada dinamika perdagangan global melalui penilaian kembali tarif.
- Potensi perubahan dalam hubungan ekonomi AS-Asia dan tanggapan pasar.
Pemerintahan Trump telah mengidentifikasi Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam sebagai negara prioritas untuk negosiasi perdagangan, mencari perjanjian yang direvisi. Inisiatif ini menandakan fokus pemerintahan dalam membentuk kembali kebijakan perdagangan AS dengan negara-negara ini.
Fokus pada Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam dalam kesepakatan perdagangan menyoroti upaya AS yang sedang berlangsung untuk mendefinisikan kembali hubungan ekonomi internasional. Kurangnya dampak langsung membuat pasar dan pelaku industri tidak yakin tentang perkembangan di masa depan.
Pemerintahan Trump berfokus pada negosiasi ulang perjanjian perdagangan dengan lebih dari 20 negara, memprioritaskan Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam untuk solusi baru. Dipimpin oleh Presiden Trump dan penasihat perdagangannya, tujuannya adalah agar negara-negara yang menjadi sasaran mengusulkan konsesi.
Kepala negosiator perdagangan Jepang, Ryosei Akazawa, menekankan keinginan untuk menilai kembali tarif AS, menyoroti ketegangan. Dia menyatakan, "Kami akan terus berupaya memikirkan kembali serangkaian tindakan tarif dari AS," sebagai tanggapan terhadap prioritas negosiasi baru dan tarif yang diberlakukan AS.
Kantor Perwakilan Perdagangan AS memimpin dalam mengidentifikasi target-target utama ini di tengah pergeseran ekonomi yang sedang berlangsung. Efeknya pada negara dan pasar yang terkena dampak masih spekulatif. Peserta pasar bergulat dengan potensi volatilitas dan masalah likuiditas saat negosiasi diplomatik berlanjut. Ketidakpastian ini belum menghasilkan hasil keuangan yang jelas atau dampak pasti pada pasar inti.
Implikasi keuangan bergantung pada hasil negosiasi, dengan potensi pergeseran makroekonomi yang membayangi. Federal Reserve tetap waspada, dengan Jerome Powell mengakui potensi "guncangan tarif" tetapi mengindikasikan bahwa kebijakan moneter tetap stabil menunggu perkembangan lebih lanjut.
Potensi tetap ada bagi mata uang kripto untuk bertindak sebagai tempat berlindung yang aman selama pergeseran makroekonomi, tetapi hubungan pasti dengan tanggapan kripto tetap tidak jelas. Spekulasi menunjukkan bahwa kebijakan global yang berfluktuasi dapat mendorong minat aset terdesentralisasi, meskipun tren historis menunjukkan korelasi yang tidak konsisten.
Baca artikel asli di tokentopnews.com